Pers EM-Apel Hari Santri Nasional (HSN) tahun ini berbeda dengan sebelumnya. Berada di Desa Kemantren, Kec. Paciran, Kab. Lamongan, Jawa Timur tepatnya di sebelah utara makam Syech Maulana Ishaq. Memberikan kesan yang mendalam dari beberapa santri, karena berada di luar lingkungan pesantren, Ahad (22/10/23).
Dr. K. H. Muhamad Hanif, M. Hum., dalam amanat apel menyampaikan bahwa, kegiatan upacara kali ini istimewa dan berbeda dari biasanya.
“Biasanya upacara di lapangan. Sekarang kita upacara di tepi pantai sembari berziarah di makam-makam para wali,” ungkap Kyai Hanif.
Janah (22), selaku Lurah Putri menjelaskan bahwa, berdasarkan rapat panitia dan keputusan pengasuh, ziarah yang dilakukan setiap dua tahun sekali diselenggarakan bersamaan dengan peringatan dan upacara HSN.
“Kegiatan ini kan 2 tahun sekali, kemarin berdasarkan keputusan pengasuh dan rapat panitia, HSN 2023 digabung sama ziarah,” jelasnya.
Thoriq (21), salah satu santri mengungkapkan upacara HSN menarik karena dilakukan saat ziarah berlangsung.
“Menarik, karena ada hal baru, ada inovasi yang dilakukan, yang biasanya di lingkungan pesantren, entah di halaman, atau lapangan pesantren, kali ini jadi menarik karena dilakukan bersamaan dengan ziarah dan dilakukan di pesisir, tepi laut,” ungkapnya.
Selaras dengan Thoriq, Iqbal (20) salah satu santri mengatakan, upacara kali ini berkesan karena ziarah dilaksanakan bertepatan dengan peringatan HSN.
“Sangatlah berkesan karena baru kali ini saya ikut ziarah di EM, dulu pernah ziarah Walisongo tapi tidak di EM, akan tetapi santri putri tidak boleh ikut, di EM santri putri diperbolehkan ikut, ya… menambahkan semangat dalam berziarah, walau cuaca lagi panas-panasnya, tetap is the best , dan menjadi tambah seru karena ada upacara di pinggir pantai,” kata Iqbal.
Peran santri yang disampaikan oleh Kyai Hanif dalam amanat saat apel HSN, terngiang dalam benak Thoriq.
“Satu hal yang menjadi kesan saat momentum apel adalah pesan dari Kyai Hanif, bahwa sebagai santri tentunya harus berjuang dan berkhidmat di masyarakat karena dari apa yang disampaikan beliau, perjuangan juga tidak mudah, dilakukan dengan sungguh-sungguh, apalagi ketika sudah di masyarakat harus dilakukan secara serius, beliau juga berpesan bahwa tanggung jawab masyarakat ada ditangan santri,” tambahnya.
Selain itu, Iqbal juga mengingat terkait pesan Kyai Hanif kepada santri EM untuk selalu siap memghadapi tantangan dari mana saja.
“Perkataan yg paling diingat yakni bahwa beliau berkata menjadi seorang santri harus selalu siap dengan segala hal maka dari itu dipersiapkan dari sekarang dengan dilatih dgn ikut organisasi seperti PMII dan lainnya. Beliau juga berkata lain bahwa santri banyak yg menjadi pejabat dan pemerintah bahkan dulu ada yg menjadi presiden RI, maka dari itu santri adalah generasi perubahan untuk Indonesia yg lebih maju dan jihad santri jaya kan negeri,” ujarnya.
Thoriq juga menyampaikan harapannya terkait peran santri dalam upacara kali ini.
“Harapannya apa yang sudah diamanatkan, tentu sebelum kita jauh di masyarakat, berjuang dan berkhidmat itu bisa dilakukan di pesantren, belajar dari sini. Mulai dari hal kecil, bersungguh-sungguh, setiap santri melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh, melakukan apa yang sudah menjadi peraturan dan kewajiban, kesungguhan itu bisa dijadikan landasan untuk berjuang dan berkhidmat saat ini, sebelum melangkah lebih jauh,” pungkasnya.
Desti/Editor