Serba Serbi dan Keseruan Asramanisasi Ramadhan

Gedangan, EM Pers- Asramanisasi Ramadhan Pondok Pesantren Edi Mancoro merupakan kegiatan rutinan setiap tahun. Pada umumnya kegiatan bulan Ramadhan di pesantren – pesantren lain bernama Pasanan atau Kilatan, namun berbeda dengan Pesantren Edi Mancoro yang kegiatannya bernama Asramanisasi. Kegiatan ini berlangsung selama 21 hari, Senin (27/5/2019).

Asramanisasi ini diikuti oleh seluruh santri tanpa terkecuali. Berbeda dengan rutinitas sehari – hari yang dilakukan, asramanisasi menyuguhkan kegiatan dan rutinitas berbeda bagi para santri yang tentunya lebih padat dan mengasyikkan. Kajian Kitab Kuning pada kegiatan kali ini dilaksanakan dalam 4 waktu yakni ba’da Subuh, ba’da Dhuhur, ba’da Ashar dan ba’da Tarawih. Dengan jadwal kajian yang lebih padat ini santri diharap dapat memanfaatkan waktu dibulan Ramadhan dengan sebaik – baiknya.

Tak hanya jadwal kajian saja yang berbeda dengan kegiatan sehari – hari pada umumnya. Dalam Asramanisasi ini santri dituntut untuk menyediakan menu berbuka dan sahur bagi temannya. Dengan jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya, santri bergiliran untuk piket masak berbuka dan sahur. Piket masak ini menjadi kegiatan yang seru dan mengasyikkan. Selain karena tidak ada pada rutinitas sehari – hari, piket masak menjadi seru dan asyik karena para santri yang mendapat giliran harus memasak kurang lebih untuk 300 santri. Selain piket masak, ada juga tadarus bagi putra dilakukan setelah kajian malam, sedangkan putri dilakukan ba’da Maghrib.

Pada pembukaan Asramanisasi dalam sambutannya Kiai Muhamad Hanif berpesan kepada para santri agar bulan Ramadhan menjadi waktu untuk melakukan muhasabah diri dan memperbaiki hati agar mendapat berkah. Dalam kesempatan yang lain, saat acara penutupan Asramanisasi beliau juga berpesan agar para santri tak melupakan jasa – jasa gurunya.

“Yang mengantarkan kalian sukses dimasa depan adalah guru – guru kalian, jangan sekali – kali kalian melupakan jasa – jasa mereka khususnya guru yang mengajari kalian tentang ilmu agama”, ungkap Kiai Muhamad Hanif.

Tak hanya bagi santri saja keseruan dan keasyikan, namun Panitia Asramanisasi juga merasakan hal yang sama. Dengan kerja keras mereka acara ini dapat berjalan dengan lancar dan sukses. “Saya senang dengan kesolidan panitia, mereka semua bekerja keras. Asramanisasi kali ini berlangsung seru, ribet, membahagiakan, ngantuk dan saya juga berharap kegiatan ini kedepannya lebih baik lagi”, ujar Siti Jamilah selaku panitia Asramanisasi.

Asramanisasi juga menjadi ajang silaturrahmi serta untuk mempererat kebersamaan para santri. Kebersamaan tersebut dapat tercerminkan khususnya dalam piket masak. “Asramanisasi kali ini menyenangkan karena saya dapat mengenal lebih banyak santri, keseruannya terdapat pada piket masak karena dapat masak bersama santri – santri dan juga makanan yang kurang cocok dan itu yang akan dikenang setelah menjadi alumni nanti”, ujar Nur Kholis Majid.

Dalam sambutannya saat penutupan Asramanisasi Kiai Muhamad Hanif juga menitipkan salam kepada orang tua santri, yang setelah acara Asramanisasi ini para santri menjalani liburan Idul Fitri, beliau juga berpesan agar para santri selalu menjaga kesehatan dan berhati – hati saat melakukan mudik ke kampung halaman. (TBF)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *